Kamis, Januari 29, 2009

Bocah Bernama Tidak Pasaran Cenderung Jadi Pelanggar Hukum

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bocah yang namanya jarang dipakai cenderung menjadi pelanggar hukum dibandingkan yang namanya pasaran, peneliti di Shippensburg University, Amerika Serikat, menemukan.

Peneliti itu, David E. Kalist dan Daniel Y. Lee, membuat indeks popularitas setiap nama. Semakin pasaran alias semakin banyak nama itu muncul, semakin tinggi angkanya.

Angka tertinggi, alias nama yang paling banyak dipakai, adalah 100 dan ini dicapai oleh Michael. Yang paling sedikit dipakai, indeks bisa bernilai hanya 1. Yang mendapat indeks 1 ini antara lain Alec, Ernest, Ivan, Kareem, dan Malcolm.

Nah, Kalist dan Lee kemudian melihat daftar nama-nama para bocah yang mendapat masalah hukum. Ternyata, semakin kecil indeksnya, semakin banyak yang terlibat kejahatan yang dilakukan anak-anak--tidak peduli warna kulitnya.

Ada sejumlah teori mengapa anak dengan nama aneh cenderung menjadi pelanggar hukum. Salah satunya, mungkin, karena diperlakukan berbeda dengan teman-temannya sehingga sulit menjalin hubungan.

Selain itu, tulis pengantar penemuan ini, "Anak dengan nama tidak pasaran mungkin bertindak karena sadar atau tidak mereka tidak menyukai nama mereka sendiri."



Sumberny dari sini